Tanpa Ada Gesekan, Ponpes Nazar Insan Mulia, Kian Merekah di Tengah Umat Hindu

BALI (Santrindalan.id) – Toleransi antar umat beragama, ternyata banar-benar diterapkan di wilayah Provinsi Bali. Agama Islam misalnya, kini berkembang di tengah-tengah kerumunan umat Hindu. Mereka hidup saling berdampingan dan tidak pernah ada gesekan.
Pondok Pesantren Nazar Insan Mulia yang berdiri di tengah-tengah masyarat Hindu di wilayah Siibang Kaja, Blumbungan, Abiansemal, Kabupaten Badung, Prov Bali, misalnya. Hingga kini tampak semakin merekah.
Ponpes yang didirikan tahun 2022 lalu, awalnya hanya berupa bangunan terbuka dengan luas 9×6 m. Kini telah bertambah luas. Bahkan sedang dilakukan pembangunan gedung untuk ruang belajar anak-anak Madrasah Ibtidaiyah (MI).
“Pada prinsipnya, kami di sini hanya ingin mengembangkan ajaran Islam, dengan tetap menjaga dan menjunjung tinggi budaya dan tradisi Bali”, tutur Gus Hasan Rahmat Syah, Pimpinan Ponpes Nazar Insan Mulia kepada Santri Sandal, di Badung, Sabtu (15/2/2025).
Gus Hasan yang asli dari Jember, Jatim, menetap di Bali sudah sekitar 17 tahun lamanya. Dia yang alumnus Ponpes Miftahul Miftadiin Jember, sengaja merantau ke Pulau Dewata, karena ingin mengembangkan ajaran Agama Islam.

Kehadiran pria kelahiran 23 Agustus 1985 itu, ternyata mendapat sambutan hangat dari rekan-rekannya. Dengan tekad karena Allah SWT semata, Gus Hasan beserta ke-5 rekan lainnya mendirikan bangunan Ponpes Nazar Insan Mulia.
Gayung pun bersambut, para jamaah yang mulai berdatangan, tidak segan-segan mengulurkan bantuan, baik berupa dana, tenaga, dan pikiran. Hingga akhinya, Ponpes Nazar bisa berdiri dan terus berkembang.
Terus Bertambah
Tujuan utama pendirian pondok, kata Gus Hasan, adalah untuk kegiatan sosial, pendidikan, dan keagamaan.
Kegiatan sosialnya antara lain, berupa pemberian santunan kepada anak yatim, pembagian daging kurban, dan pembagian sembako.
“Penerima santunan, tidak saja terbatas kepada warga yang beragama Islam saja. Tapi juga pemeluk agama lain, seperti Hindu, Kristen, dan Katolik,” tambahnya.
Atas dasar itulah, keberadaan Ponpes Nazar dapat diterima dengan baik oleh warga sekitar, sehingga jumlah jamaah yang rutin datang ke pondok, terus bertambah. Awalnya hanya sekitar 26 orang. Kini menjadi sekitar 200 hingga 300 jamaah.
“Bahkan saat kegiatan haul Ponpes Nazar ke-2 yang diselenggarakan belum lama ini di Puspem Badung, dihadiri lebih dari 3.000 orang jamaah”, ungkap pria dari 1 orang putra ini.

Gus Hasan yang juga pernah memimpin Yayasan Al Ma’arif Denpasar dan kini menjabat sebagai Pengurus Jatman (Jamaah Thoriqoh Al Mutabaroq An Nahdliyyah Banom NU Prov Bali), ingin menciptakan para santrinya menjadi pemeluk agama Islam yang Rohmatan lil Alamin.
Selain itu, juga selalu berupaya menjaga tradisi dan budaya Nusantara dan menbuhkan kecintaan kepada NKRI. Itulah sebabnya, wawasan kebangsaan selalu diajarkan kepada para jamahnya.
Pendidikan
Saat ini Ponpes Nazar Insan Mulia, fokus dengan memberikan pendidikan kepada para santrinya, antara lain berupa pendidikan RA, MI, TPQ, dan Tahfidz Qur’an. Para santri tersebut dididik oleh tujuh orang ustadz/ustadzah.
Sedangkan untuk para jamaah lainnya, diberikan kegiatan rutin berupa 10 kegiatan. Di antaranya, pengajian thoriqoh, pengajian Muslimat NU, Rukun Warga Muslim (RWM), dan Rukun Kifayah (suka/duka dalam kematian).
Menyinggung tentang bantuan dana yang diterima, Gus Hasan menyatakan, keseluruhannya dari jamaahnya sendiri yang berasal dari Bali dan Jawa.
“Kalau dari pemerintah, kami belum pernah menerima. Kebetulan, kami juga belum pernah mengajukan permohonan bantuan dana”, demikian ungkap Gus Hasan Rahmat Syah. (Heru L)