Salatiga Jadi Tuan Rumah UISPP 2025, Indonesia Perkuat Posisi dalam Peta Arkeologi Dunia

SALATIGA (Santrindalan.id) – Kota Salatiga patut berbangga. Untuk pertama kalinya, kota berhawa sejuk di Jawa Tengah ini menjadi tuan rumah UISPP Inter-Regional Conference 2025, forum bergengsi yang mempertemukan para arkeolog dan peneliti prasejarah dari 37 negara.

Konferensi bertema “Asian Prehistory Today: Bridging Science, Heritage, and Development” ini resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Senin (27/10/2025).

Dalam sambutannya, Fadli menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya forum internasional ini sebagai ruang penting bagi dunia akademik dan kebudayaan.

“Indonesia bangga menjadi tuan rumah konferensi ini. Apa yang dibahas di sini bukan hanya warisan nasional, tetapi juga catatan prasejarah Asia dan dunia,” ujar Fadli.

Menurutnya, kehadiran para pakar internasional menjadi bukti bahwa Indonesia, khususnya Salatiga, memiliki posisi strategis dalam peta arkeologi dunia. Ia juga menegaskan pentingnya kerja sama lintas negara dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya.

“Mari berdiri bersama kami menjaga warisan budaya dunia di Sangiran, Maros-Pangkep, Goa Harimau, hingga Lida Ajer. Bersama, kita tetapkan standar baru dalam pengelolaan dan penelitian kebudayaan,” tambahnya.

Konferensi ini menjadi momentum penting bagi Salatiga yang kini menjadi pusat perhatian dunia akademik dan budaya. Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Salatiga sebagai tuan rumah kegiatan berskala global tersebut.

“Kehadiran para arkeolog dunia di kota kami adalah kehormatan besar. Ini bukan hanya kebanggaan Salatiga, tetapi juga kesempatan untuk memperkenalkan kekayaan sejarah serta keramahtamahan masyarakat kami,” ucap Robby.

Presiden UISPP, Prof. Jacek Kabaciński, turut mengapresiasi penyelenggaraan konferensi yang bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Prancis. Ia berharap kegiatan yang berlangsung selama sepuluh hari ini dapat menghasilkan kolaborasi dan pengetahuan baru.

Konferensi UISPP 2025 berlangsung pada 27 Oktober–6 November 2025 di tiga lokasi utama: Kampus UKSW Salatiga, Museum Manusia Purba Sangiran, dan Museum Ullen Sentalu Yogyakarta. Rangkaian kegiatan meliputi simposium ilmiah, seminar, pameran temporer eksklusif, serta tur ke situs warisan dunia UNESCO.

Dalam kesempatan tersebut, Fadli juga mengumumkan keberhasilan Indonesia memulangkan 28.131 fosil “Dubois Collection” dari Belanda, termasuk fosil Pithecanthropus erectus yang ditemukan di Bengawan Solo 135 tahun lalu — sebuah tonggak penting dalam repatriasi dan kedaulatan budaya bangsa.

“Era itu berakhir sekarang. Fosil-fosil itu telah kembali ke Tanah Air, menjadi simbol keadilan restoratif dan rekonsiliasi historis,” tegas Fadli.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, konferensi UISPP 2025 diharapkan memperkuat posisi Indonesia, khususnya Salatiga, sebagai pusat dialog kebudayaan dan penelitian prasejarah dunia. (*)

Sharing:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *