Sepekan Gencatan Senjata, Israel Masih Blokade Jalur Bantuan ke Gaza

GAZA (Santrindalan.id) – Desakan internasional untuk mengizinkan masuknya bantuan skala besar tidak digubris Israel. Tentara Zionis terus memblokade penyeberangan Rafah di Gaza dengan Mesir. Israel bahkan kembali melancarkan serangan yang menewaskan dan melukai sejumlah warga Palestina di Gaza Utara.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah memperingatkan minimnya kemajuan dalam pengiriman bantuan ke Gaza. Bantuan seharusnya masuk dalam skala besar melalui semua penyeberangan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak.

Dalam kesepakatan untuk mengakhiri genosida Israel yang menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, Israel seharusnya mengizinkan lonjakan pengiriman bantuan.

Konvoi bantuan kesulitan mencapai wilayah Gaza Utara yang dilanda kelaparan. Penyebabnya jalan-jalan hancur karena pemboman dan penutupan jalur-jalur utama lainnya yakni Zikim dan Beit Hanoon menuju wilayah utara Gaza.

Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan telah membawa rata-rata 560 ton makanan per hari ke Gaza sejak gencatan senjata dimulai pekan lalu. Sayangnya, jumlah tersebut masih di bawah batas yang dibutuhkan. Mereka memiliki cukup makanan untuk memberi makan seluruh Gaza selama tiga bulan.

Kepala urusan kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, mengatakan ribuan kendaraan bantuan harus masuk setiap minggunya untuk mengatasi kekurangan gizi yang meluas, pengungsian, dan keruntuhan infrastruktur.

“Kami masih di bawah apa yang kami butuhkan. Tetapi kami sedang menuju ke sana. Gencatan senjata telah membuka jendela peluang yang sempit, dan WFP bergerak sangat cepat dan sigap untuk meningkatkan bantuan makanan,” kata juru bicara WFP, Abeer Etefa, seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu (18/10/2025) dalam jumpa pers di Jenewa.

Hingga kini, WFP belum memulai distribusi di Kota Gaza, menunjuk pada blokade berkelanjutan Zikim dan Beit Hanoon. Pasukan Israel dilaporkan tetap berada di wilayah utara, di mana krisis kemanusiaan paling parah terjadi.

Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS), pasukan Israel dilaporkan tetap berada di sekitar 53 persen wilayah Gaza.

“Akses ke Kota Gaza dan Gaza utara sangat menantang. Pergerakan konvoi tepung terigu dan paket makanan siap santap dari selatan wilayah itu terhambat oleh jalan yang rusak atau terblokir. Sangat penting memiliki akses di Utara. Di sinilah kelaparan terjadi. Untuk membalikkan keadaan kelaparan, sangat penting mendapatkan akses bantuan,” kata Etefa. (*)

Sharing:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *